Sesudah mempunyai air wudhu’ dan siap untuk solat, maka kita segera
dapat memulainya dengan urutan sebagai berikut.
Berdiri Tegak Lurus
Berdiri tegak lurus dengan menghadap ke arah kiblat, disertai dengan
niat:
“Aku solat…(zuhur,
misalnya), wajib kerana Allah”. “Usalli fardhu…(Zhuhrii), lillahii ta’ala”
Takbiratul Ihram
Takbiratul Ihram dilakukan dengan mengangkat kedua tangan sampai
menyentuh telinga diiringi dengan membaca:
Allahhu
Akbar (Allah Maha Besar) (1x)
Ucapan “Allahhu Akbar” disebut Takbiratul Ihram (hukumnya wajib)
kemudian pada saat peralihan gerak atau sikap, sangat dianjurkan mengucapkan
takbir “Allahhu Akbar”. Yang perlu diperhatikan, apabila takbir dilakukan dalam
keadaan berdiri, maka sebaiknya pengucapan takbir ini disertai dengan mengangkat
kedua tangan seperti pada sikap takbiratul ihram. Dan apabila perpindahan gerak
atau sikap terjadi dalam keadaan duduk, maka ucapan takbir tidak perlu disertai
dengan mengangkat kedua tangan. Semua ucapan takbir dalam shalat hukumnya
sunnat, kecuali takbir yang pertama yaitu takbiratul ihram.
Doa Iftitah
Selesai membaca takbiratul ihram, tangan langsung disedekapkan ke dada.
Yang kanan menghimpit tangan kiri, pergelangan sejajar dengan pergelangan.
Kemudian membaca doa iftitah (doa permulaan dan atau doa pembuka) yaitu:
Innii wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samaawaati wal ardha haniifan
musliman wamaa ana minal musyrikiin. Inna salaati wa nusukii wa mahyaayaa wa
mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bizdaalika umirtu wa
ana minal muslimin.
Aku hadapkan wajahku kepada Allah yang menjadikan langit dan bumi,
dengan keadaan suci lagi berserah diri; dan aku bukanlah dari golongan
orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku hanya
semata-mata bagi Allah, Tuhan Semesta alam. Tidak ada sekutu baginya, demikian
akau diperintahkan, dan aku adalah termasuk kedalam golongan orang-orang yang
berserah diri.
Membaca do’a iftitah hukumnya sunnat. (Selain doa tersebut di atas,
masih ada doa’a-do’a iftitah yang lain yang biasa juga dibaca oleh Rasulullah
s.a.w.).
Ta’awwudz
Selesai membaca do’a iftitah, lalu membaca “ta’awwudz”. Bacaan t’awwudz
hukumnya sunnat. Lafazhnya yaitu:
A’uudzu
billaahi minasy syaithaanir rajiim
Aku berlinding kepada Allah dari kejahatan setan yang terkutuk.
Al Fatihah
Seudah ta’awwudz, lalu membaca surah Al Fatihah. membaca surah Al
Fatihah pada setiap rakaat solat (wajib/sunnah) hukumnya wajib.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillaahi rabbil’aalamin Arahmaanirrahiim Maaliki yawmiddiin Iyyaaka
na’budu wa iyyaaka nasta’iin Ihdinash shiraathal mustaqiim Shirathal ladziina
an’amta alaihim gahiril maghdhuubi’alaihin waladh dhaalliin Aaamiin
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah yang memelihara sekalian Alam Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Yang merajai hari pembalasan Hanya kepada-Mu kami meyembah dan hanya kepada-Mu saja kami mohon pertolongan Tunjukilah kami jalan yang lurus Jalan mereka yang Engkau beri ni’mat, bukan jalan mereka yang engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Kabulkanlah permohonan kami,ya Allah!
Segala puji bagi Allah yang memelihara sekalian Alam Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Yang merajai hari pembalasan Hanya kepada-Mu kami meyembah dan hanya kepada-Mu saja kami mohon pertolongan Tunjukilah kami jalan yang lurus Jalan mereka yang Engkau beri ni’mat, bukan jalan mereka yang engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Kabulkanlah permohonan kami,ya Allah!
Sesudah membaca Al Fatihah pada rakaat pertama dan kedua pada solat
wajib, kita disunnatkan membaca surah-surah atau ayat yang lain. Pada rakaat
selanjutnya yaitu ketiga dan/atau keempat, kita hanya diwajibkan membaca Al
Fatihah saja, sedangkan pembacaan surah atau ayat lainnya tidak diwajibkan.
Surah-surah atau ayat-ayat Al Quran yang diinginkan dapat saja kita pilih
diantara sekian banyak surah dari Al Quran. Sebaiknya usahakanlah tetap membaca
surah atau beberapa ayat Al Quran sesudah al Fatihah pada rakaat pertama dan
kedua (pada solat wajib) misalnya:
Wal
ashri innal insaana lafii khusrin illaladziina ‘aamanu wa’amilus shaalihaati
watawaashaw bil haqqi watawaashaw bis shabri (QS)
“Demi waktu. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali mereka
yang beriman dan beramal saleh serta mereka yang berwasiat pada jalan kebenaran
dan mereka yang berwasiat pada ketabahan.”
Ruku
Di dalam ruku membaca :
1.
Subhaana rabbiyal azhim (3x) (“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung”)
atau
2.
Subhaanakallahumma rabbanaa wa bihamdika allaahummaghfirlii (“Maha suci Engkau
ya Allah, ya Tuhan Kami, dengan memuji Engkau ya Allah, ampunilah aku”)
*Boleh dipilih salah satu di antara kedua do’a tersebut.
I’tidal
I’tidal atau bangun dari ruku seraya mengangkat kedua tangan membaca:
Sami’allaahu
liman hamidah. Rabaanaa walakal hamdu. (Maha mendengar Allah akan pujian orang
yang memuji-Nya. Ya Tuhan kami, untuk-Mu lah segala puji.”)
Bagi orang yang telah lancar bacaannya, maka pujian bangun dari ruku
dapat diperpanjang dengan:
“Mil-ussamaawaati
wa mil ul ardhi wa mil-umaa syi’ta min sya-in ba’du” (Untuk-Mu lah segala puji
sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki.)
Sujud Pertama
Bacaan dalam sujud:
Subhaana
rabbiyal a’la (3x) (Mahasuci Tuhanku Yang Maha Tinggi
Atau boleh juga membaca pujian seperti pujian No. 2 dalam ruku yaitu:
Subhaanakallaahumma
rabbanaa wa bihamdika Allaahummaghfirlii (Mahasuci Engkau ya Allah, ya Tuhan
kami, dengan memuji Engkau ya Allah, ampunilah aku)
Duduk Diantara Dua Sujud
Ketika duduk diantara dua sujud membaca:
Allaahummaghfirlii,
warhamnii, wajburnii, wahdinii, warzuqnii (Ya Allah, ampunilah hamba,
kasihanilah hamba, cukupilah hamba, tunjukilah hamba, dan berilah hamba rizki.)
Atau boleh juga membaca:
Rabbighfirlii,
warhamnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii, wahdinii, wa’afinii, wa’fu’annii.
(Wahai Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupilah aku, angkatlah
derajatku, ber rizqilah aku, tunjukilah aku, sehatkanlah aku, dan maafkanlah
segala kesalahanku.)
[ kembali ke atas ]
Sujud Kedua
Bacaan dalam sujud kedua, sama dengan bacaan dalam sujud pertama yaitu:
Subhaana
rabbiyal a’la (3x)(Mahasuci Tuhanku yang Maha Tinggi)
Bacaan-bacaan dalam ruku, i’tidal, sujud, dan ketika duduk diantara dua
sujud dalam solat, semuanya sunat (tidak wajib) yang amat dianjurkan.
Berdiri Pada Rakaat Kedua
Sikap berdiri pada rakaat kedua sama dengan sikap berdiri pada rakaat
pertama, yaitu dengan bersedekap tangan ke dada, yang kanan di atas yang kiri.
Mulai dengan membaca ta’awwudz:
A’uudzu
billaahi minasy syaithaanirrajiim (Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan
syaithan yang terkutuk.)
Kemudian diteruskan dengan membaca surah Al-Fatihah.
Sesudah membaca Al-Fatihah, kembali pada rakaat kedua ini dianjurkan
untuk membaca pula satu surah atau beberapa surah atau ayat-ayat suci Al Quran.
Kemudian kembali melakukan ruku.
Ruku di Rakaat Kedua
Sikap dan bacaan ruku di rakaat kedua ini sama dengan sikap dan bacaan
pada ruku di rakaat pertama.
Bangun dari Ruku
Sama dengan I’tidal pada rakaat pertama, bangkit serta mengangkat kedua
tangan seraya membaca do’a i’tidal.
Sujud Pertama pada Rakaat
Kedua
Bacaan di dalam sujud ini sama dengan bacaan pada sujud di rakaat
pertama.
Duduk Diantara Dua Sujud
Bacaan doa ketika duduk diantara dua sujud pada rakaat kedua sama dengan
bacaan pada rakaat pertama.
Sujud Kedua Pada Rakaat
Kedua
Sikap dan bacaan pada sujud kedua pada rakaat kedua sama juga dengan
sikap dan bacaan pada sujud-sujud sebelumnya.
Duduk Tahiyyat
Sikap duduk pada tahiyyat pertama (Tawarruk, keadaannya sama ketika
duduk antara dua sujud menduduki kaki kiri, sedang kaki kanan tegak dengan
jarijari kaki menghadap kiblat). Lain dengan sikap duduk pada tahiyyat kedua
atau tahiyyat akhir (ifti-rasy, kaki kanan ditegakkan dengan jari-jari kaki
menghadap ke arah kiblat).
Bacaan ketika tahiyyat ialah:
At
tahiyyaatu lillaah, wash shalawaatu waththayibaatu
Semoga kehormatan untuk Allah, begitu pula segala do’a dan semua yang
baik-baik.
Assalaamu’alaika
ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh
Salam sejahtera untukmu wahai para Nabi, dan rahmat Allah serta
barakah-Nya.
Assalaamu’alainaa
wa’ala ibaadillahis shaalihiin
Salam sejahtera untuk kami dan untuk para hamba Allah yang saleh
Asyhadu
anlaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh
Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa
sesungguhnya Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya
Contoh di atas adalah praktik
solat subuh 2 rakaat. Bila Anda solat Maghrib 3 rakaat, maka bacaan
tahiyyat pertama rakaat kedua cukup samapai pada “Allaahumma shalli ‘alaa
Muhammad” dan akhir rakaat ketiga bacaan tahiyyat dibaca dengan sempurna samapi
“hamiidun majiid”. Setelah itu memberi salam.
Bila anda solat 4 rakaat, yaitu Zohur, Ashar, atau Isya, maka akhir
rakaat kedua persis sama dengan akhir rakaat kedua solat Maghrib. Pada akhir
rakaat ketiga, tak ada tahiyyat, dan pada akhir rakaat keempat barulah anda
sempurnakan bacaan tahiyyat hingga “hamiidun majiid”, lalu memberi salam
sebagai akhir dari shalat.
Allaahumma
shalli ‘alaa Muhammadin wa’alaa aali Muhammadin, kamaa shallaita ‘alaa Ibraahim
wa’alaa aali Ibrahim, wa baarik ‘alaa Muhammadin, kama baarakta ‘alaa Ibrahiima
wa’alaa aali Ibraahima, fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiid.
Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad,
sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim,
dan berilah berkat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau
memberi berkat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha
terpuji lagi Maha Mulia.
Memberi Salam
Menoleh ke kanan dan ke kiri. Setelah selesai tahiyyat, anda memberi
salam dengan membaca:
Assalaamu
‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh (Salam sejahtera untukmu, rahmat Allah
dan berkat-Nya.)
Sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
Perhatian:
Ketika membaca tasyahhud (asyhadu..) dalam tahiyyat, telunjuk kanan
digerakkan ke atas bagai meyakinkan bahawa Allah itu hanya Esa.
Sumber : jalanakhirat.wordpress.com